Terapi Komplementer di Indonesia

Terapi Komplementer di Indonesia


Secara umum, masyarakat dalam mencari penyembuhan apabila dalam kondisi sakit terbagi menjadi dua yakni pengobatan konvensional dan pengobatan komplementer. Pengobatan konvensional adalah merupakan pengobatan modern yang berkembang saat ini dengan menggunakan metoda ilmiah. Pengobatan komplementer adalah pengobatan tradisional berdasarkan pengalaman yang diturunkan dari nenek moyang.

Kedua sistem pengobatan ini tumbuh dan berkembang di dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Walaupun demikian pengobatan modern mendapat porsi yang lebih tinggi karena didukung oleh pemerintah dan organisasi profesi yang sangat kuat. Pengobatan komplementer jumlah dan ragamnya sangat banyak dengan metoda yang tidak baku sehingga sulit untuk distandarisasi. Hal ini diperparah dengan ketidak setaraan pemerintah dalam membina pengobatan jenis ini.

Dari segi pendidikan, di Indonesia banyak perguruan tinggi kesehatan konvensional dari mulai jenjang D3 hingga S3. Sementara untuk kesehatan tradisional bisa dihitung dengan jari perguruan tinggi yang membuka jurusan ini di jenjang D3, tidak ada satupun jenjang DIV atau S1 dan satu perguruan tinggi penyelenggara Magister Herbal. Jenjang doktoral (S3) bahkan tidak ada sama sekali.

Dari sisi perlindungan terhadap tenaga medis, pun sangat mencolok. Hampir tidak ada atau sangat kecil kemungkinan tenaga kesehatan konvensional dituntut karena malpraktek. Asosiasi profesi sangat ketat melindungi anggotanya sehingga sangat kecil kemungkinan bisa masuk ke jalur hukum. Sementara masyarakat seolah pasrah akan apa yang ditangani oleh tenaga medis tanpa bisa berbuat banyak.

Di sisi sebaliknya, pengobat tradisional yang ada juga mempunyai pendidikan dan pengalaman yang beragam. Cara mendapatkan ilmu pengobatan juga beragam mulai dari yang tidak ilmiah seperti mimpi atau wangsit atau semi ilmiah seperti pelatihan sehari – tiga bulan, pernah menjadi asisten terapis dan lain-lain.

Cara-cara mendapatkan ilmu yang tidak seragam tersebut menyebabkan kemampuan yang tidak seragam. Hal ini diperparah dimana jenis-jenis pengobatan tradisional banyak dan beragam seperti misalnya dukun patah tulang, akupuntur, bekam, kiropraktik, bioelektrik dll. Hal ini tentu akan menjadi titik lemah apabila pengobat tradisional mengalami kegagalan pengobatan bahkan malpraktrek. Terkadang tidak ada asosiasi yang mau membela apalagi bertanggung jawab terhadap masalah hukum yang dialami pengobat tradisional.

Kembali ke alam (Back to Nature)

Saat ini kesadaran masyarakat sepertinya sudah mulai berubah seiring dengan kesadaran akan ajaran agama dan bahaya bahan kimia. Dalam ajaran agama yang namanya obat itu harus berasal dari bahan yang baik dan halal. Bahan yang baik berarti tidak merusak tubuh atau organ tubuh lainnya dan halal berarti berasal bahan-bahan yang halal untuk dikonsumsi.

Seiring dengan kemajuan teknologi saat ini masyarakat dapat dengan mudah mengakses apa obat yang diberikan, mulai dari bahan, negara pembuat, indikasi-kontra indikasi dll. Dengan mengakses internet masyarakat tahu bahwa obat yang didapat dari tenaga medis ternyata berasal dari hewan yang tidak halal, bagian tubuh manusia, mempunyai efek samping lainnya dan seterusnya. Informasi ini juga berasal dari tenaga medis yang “hengkang”. 

Mereka seakan tersadar dan memilih jalan lain ke jalur alami tradisional dengan membuat program-program pelatihan/motivasi dengan memaparkan sesuai dengan keilmuan yang pernah didapatnya. Akibatnya, perlahan namun pasti masyarakat kini mulai beralih ke pengobatan tradisional yang berbasis alami.

Bukan Saingan

Keberadaan pengobatan konvensional dan tradisional sebenarnya bukan suatu saingan satu sama lain. Keduanya bisa menjadi pelengkap karena jenis dan jenis penyakit yang ada di dunia banyak dan beragam. Pengobatan konvensional berada di jalur rasional berjalan di jalannya, sedangkan pengobatan komplementer juga berjalan di jalannya.

Pemerintah harusnya lebih adil dalam membina kedua jenis pengobatan dengan lebih banyak membina bukan membinasakan pengobatan yang berasal dari masyarakat.

Bagi Anda yang mempunyai permasalahan kesehatan dan ingin berobat dengan cara alamiah dan aman, PERTHI (Perkumpulan Tabib dan Herbal Indonesia) siap membantu. Untuk yang tinggal di Magelang atau Yogyakarta dapat hubungi kami di: HP/WA 0812 2846 1199.

Komentar